BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari
prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk
melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu. Pendekatan sistem yang lebih
menekankan pada elemen atau komponennya mendefiniskan sistem adalah kumpulan
dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Kedua kelompok definisi tersebut adalah benar dan tidak
bertentangan, yang berbeda adalah cara pendekatannya. Pendekatan sistem yang
merupakan kumpulan elemen-elemen atau komponen-komponen atau
subsistem-subsistem merupakan definisi yang lebih luas.
Sistem informasi adalah suatu sinergi antara data, mesin
pengolah data (yang biasanya meliputi komputer, program aplikasi dan jaringan)
dan manusia untuk menghasilkan informasi. Jadi sistem informasi bukan hanya
aplikasi perangkat lunak. Sistem Informasi ada pada hampir setiap perusahaan
atau instansi untuk mendukung kegiatan bisnis mereka sehari-hari. Biasanya
porsi pengerjaan pengembangan sistem informasi diserahkan kepada orang-orang
yang bekerja di bidang teknologi informasi.
Perancangan sistem informasi merupakan pemgembangan sistem
baru dari sistem lama yang ada, di mana masalah-masalah terjadi pada sistem
lama diharapkan sudah teratasi pada sistem yang baru.
B.
Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah dalam
makalah ini, diantaranya:
1. Apakah
definisi dari pendekatan sistem?
2. Bagaimana
siklus hidup pengembangan sstem?
3. Apakah
yang dimaksud dengan SLDC Tradisional?
4. Apakah
yang dimaksud dengan prototyping?
5. Apa
saja jenis-jenis prototyping?
6. Bagaimana
pengembangan aplikasi
cepat dan pengembangan berfase?
7. Apa
yang dimaksud dengan desain ulang proses bisnis?
8. Bagaimana menempatkan SDLC Tradisonal,Prototipyng, RAD,
pengembangan berfase dan BPR dalam perspektif?
9. Apa saja alat-alat pengembangan system?
10. Apa
itu pemodelan proses, manajemen proyek dan mengestimasi biaya proyek?
C.
Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari
makalah ini yaitu:
1. Untuk
memahami makna definisi pendekatan system.
2. Untuk
memahami bagaimana siklus hidup pengembangan system.
3. Untuk
memahami apa itu SLDC Tradisional.
4. Untuk
memahami apa itu prototyping.
5. Untuk
memahami macam-macam jenis prototyping.
6. Untuk
memahami bagaimana pengembangan aplikasi cepat dan pengembangan berfase.
7. Untuk memahami bagaimana desain ulang proses bisnis
8. Untuk memahami bagaimana menempatkan SDLC Tradisional,
Prototipyng, RAD,Pengembangan berfase dan BPR dalam perspektif
9. Untuk
memahami macam-macam alat pengembangan
sistem.
10. Untuk
memahami pemodelan proses, manajemen proyek dan mengestimasi biaya proyek.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pendekatan
Sistem
Pendekatan sistem adalah pendekatan terpadu yang memandang
suatu objek atau masalah yang kompleks dan bersifat interdisiplin sebagai
bagian dari suatu sistem. Pendekatan sistem mencoba menggali elemen-elemen
terpenting yang memiliki kontribusi signifikan terhadap tujuan. Pendekatan
sistem dapat dihubungkan dengan analisis kondisi fisikal, dapat dihubungkan
dengan analisis biotis, dan dapat dihubungkan dengan analisis gejala sosial.
Ciri-ciri yang terkandung dalam sistem atau pendekatan sistem, ialah:
1.
Adanya
tujuan: Setiap rakitan sistem pasti bertujuan, tujuan sistem telah ditentukan
lebih dahulu, dan itu menjadi tolok ukur pemilihan komponen serta kegiatan
dalam proses kerja sistem. Komponen, fungsi komponen, dan tahap kerja yang ada
dalam suatu sistem mengarah ke pencapaian tujuan sistem. Tujuan sistem ialah
pusat orientasi dalam suatu sistem.
2.
Adanya komponen sistem (selain tujuan): Jika suatu
sistem itu ialah sebuah mesin, maka setiap bagian (onderdil) ialah komponen
dari mesin (sistemnya); demikian pula halnya dengan pengajaran di sekolah
sebagai sistem, maka semua unsur yang tercakup di dalamnya (baik manusia maupun
non manusia) dan kegiatan-kegiatan lain yang terj adi di dalamnya ialah
merupakan komponen sistem. Jadi setiap sistem pasti memiliki komponen-komponen
sistem.
3.
Adanya fungsi yang menjamin dinamika
(gerak) dan kesatuan kerja sistem: Tubuh badan kita merupakan suatu sistem, setiap organ
(bagian) dalam tubuh tersebut mengemban fungsi tertentu, yang keseluruhannya
(semua fungsi komponen sistem) dikoordinasikan secara kompak, agar diri kita
dan kehidupan kita sebagai manusia berjalan secara sihat dan semestinya.
4.
Adanya interaksi antar komponen: Antar
sub-sistem atau komponen dalam suatu sistem terdapat saling hubungan, saling
mempengaruhi, dan saling ketergantungan
Proses pemecahan masalah secara sistematis bermulai dari
John dewey, seorang profesor filosofi dari colombia university. Ia
mengidenfikasikan tiga seri penelitian yang terlibat dalam memecahkan suatu
kontroversi secara memadai:
·
Mengenali
kontroversi
·
Menimbang
klaim alternative
·
Membentuk
penilaian
1.
Urut –Urutan Langkah
Upaya Persiapan. Menyiapkan
pemecahan masalah dengan memberikan suatu orientasi sistem, langkahnya yakni:
1.
Memandang perusahaan sebagai suatu sistem Mampu melihat perusahaan anda
sebagai suatu sistem.
2.
Mengenal sistem lingkungan. Hubungan perusahaan dengan lingkungan
juga penting.
3.
Mengidentifikasi subsistem-subsistem
perusahaan Subsistem-subsistem utama perusahaan juga perlu diidentifikasi, dan
subsistem tersebut dapat mengambil beberapa bentuk.
Upaya Definisi. Terdiri atas
pengidentifikasian masalah untuk dipecahkan dan kemudian memahaminya,
langkahnya yakni:
1.
Melanjutkan
dari tingkat sistem ke tingkat subsisitem
2.
Menganalisis
bagian-bagian sistem dalam suatu urut-urutan tertentu
Upaya Solusi. Melibatkan
pengidentifikasian solusi-solusi alternatif, mengevaluasinya, memilih salah
satu solusi yang terlihat paling baik,
menerapkansolusi tersebut dan menindaklanjutinya untuk memastikan bahwa masalah
telah terpecahkan, langkahnya yakni:
1.
Mengidentifikasi
solusi-solusi alternatif
2.
Mengevaluasi
solusi-solusi alternatif
3.
Memilih solusi
yang terbaik
4.
Mengimplementasikan
solusi
5.
Menindaklanjuti
untuk memastikan bahwa solusi tersebut efektif
B.
Siklus Hidup Pengembangan System
Pendekatan sistem merupakan sebuah metodologi. Metodologi adalah satu cara
yang direkomendasikan dalam melakukan sesuatu. Pendekatan sistem adalah metodologi
dasar dalam memecahkan segala jenis masalah. Siklus hidup pengembangan sistem (Systems development life cycle) adalah
aplikasi dari pendekatan sistem bagi pengembangan suatu sistem informasi.
Siklus hidup
pengembangan sistem dapat didefinisikan sebagai serangkaian aktivitas yang
dilaksanakan oleh professional dan pemakai sistem informasi untuk mengembangkan
dan mengimplementasikan sistem informasi.
C.
SDLC Tradisional
Tidak dibutuhkan waktu lama bagi seorang
pengembang sistem yang pertama untuk mengetahui bahwa terdapat beberapa tahapan
pekerjaan pengembangan yang perlu dilakukan dalam urut-urutan tertentu jika
suatu proyek ingin memiliki kemungkinan berhasil yang paling besar. Tahapan-tahapan tersebut adalah:
·
Perencanaan
·
Analisis
·
Desain
·
Implementasi
·
Penggunaan
SDLC sering disebut sebagai pendekatan air terjun (Waterfall approach) karena
pekerjaan-pekerjaan tersebut mengikuti satu pola teratur dan dilaksanakan dari
atas ke bawah dan memiliki aliran satu arah-menuju ke penyelesaian proyek.
Ketika sebuah sistem telah melampaui masa manfaatnya dan harus diganti, satu
siklus hidup baru akan dimulai dengan diawali oleh tahap perencanaan.
D.
Prototyping
Para pengembang selalu melakukan looping
kembali dan mengerjakan ulang untuk mendapatkan sebuah sistem yang dapat
memuaskan penggunanya yang proyek-proyek tersebut cenderung berlanjut hingga
berbulan bahkan bertahun yang hampir selalu melebihi anggarannya. Sebagai
tanggapan atas keterbatasan tersebut, para pengembang sistem memutuskan untuk
menerapkan suatu teknik yang telah terbukti efektif dalam pekerjaan lain yaitu
prototype. Prototype adalah satu versi dari sebuah sistem potensial yang
memberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna, bagaimana sistem akan
berfungsi dalam bentuk yang telah selesai. Proses membuat prototype ini disebut
prototyping.
1.
Jenis-Jenis Prototype
Terdapat dua jenis prototype :
evolusioner dan persyaratan. Prototype Evolusioner terus menerus disempurnakan
sampai memiliki fungsionalitas yang dibutuhkan pengguna dari sistem yang baru
yang kemudian dilanjutkan produksi. Prototype Persyaratan dikembangkan sebagai
satu cara untuk mendefinisikan persyaratan-persyaratan fungsional dari sistem
baru ketika pengguna tidak mampu mengungkapkan dengan jelas apa yang
mereka inginkan.
Pengembangan Prototipe Evolusioner. Ada empat
langkah dalam pengembanga prototipe evolusioner, yakni :
a.
Mengidentifikasi kebutuhan pengguna,
mewawancarai pengguna untuk mendaoatkan ide mengenai apa yang diminta dari
sistem
b.
Membuat satu prototipe, pengembang
menggunakan satu alat prototyping atau lebih untuk membuat prototipe.
c.
Menentukan apakah prorotipe dapat
diterima. Pengembang mendemonstrasikan prototipe kepada pengguna untuk
mengetahui apakah telah memberikan hasil yang memuaskan atau belum. Jika ya,
maka langkah selanjutnya diambil jika tidak maka prototipe akan diulang kembali
dari lengkah awal.
d.
Menggunakan prototipe. Prototipe
menjadi sistem produksi.
Pengembangan Prototipe bersyarat. Langkah
dalam pengembangan prototipe bersyarat, tiga langkah pertama sama dengan langkah yang diambil dalam membuat prototipe
evolusioner, langkah berikutnya yakni :
e.
Membuat kode sistem baru. Pengembang
menggunakan prototipe sebagai dasar pengkodean sistem baru
f.
Menguji sistem baru. Pengembang menguji
sistem
g.
Menentukan apakah sistem yang baru
dapat diterima. Jika sistem yang baru dapat diterima, maka langkah selanjutnya
dapat diambil, jika tidak maka kembali ke langkah e dan f diulang kembali
h.
Membuat sistem baru menjadi sistem
produksi
2.
Daya Tarik Prototyping
Pengguna menyukai prototyping karena :
·
Membaiknya komunikasi antara pengembang
dan pengguna
·
Pengembang dapat melakukan pekerjaan
yang lebih baik dalam kebutuhan pengguna
·
Pengguna memainkan peranan yang lebih
aktif dalam pengembangan sistem
·
Pengembang dan pengguna menghabiskan
waktu dan usaha yang lebih sedikit dalam mengembangkan sistem
·
Implementasi menjadi jauh lebih mudah
karena pengguna tahu apa yang diharapkannya.
3.
Potensi Kesulitan Dari Prototyping
Prototyping
bukannya tidak memiliki potensi kesulitan. Kesulitan-kesulitan tersebut antara
lain:
·
Terburu-buru
dalam menyerahkan prototipe dapat menyebabkan diambilnya jalan pintas dalam definisi masalah, evaluasi alternatif
dan dokumentasi
·
Pengguna dapat
terlalu gembira dengan prototipe yang diberika, yang mengarah pada ekspektasi
yang tidak realisitis sehubungan dengan sistem produksi nantinya
·
Prototipe
evolusioner bisa jadi tidak terlalu efisien
·
Antarmuka
komputer-manusia yang diberikan oleh beberapa alat prototyping tertentu
kemungkinan tidak mencerminkan teknik-teknik desain yang baik
E.
Pengembangan Aplikasi Cepat
Rapid application development (RAD) adalah kumpulan
strategi, metodologi, dan alat terintegrasi yang terdapat di dalam suatu
kerangka kerja yang disebut rekayasa informasi. Rekayasa informasi (Information engineering – IE) adalah
nama yang diberikan James Martin kepada keseluruhan pendekatan pengembangan
sistemnya, yang ia perlakukan sebagai suatu aktivitas perusahaan secara
menyeluruh.
Unsur-Unsur Penting RAD
- Manajemen. Khususnya manajemen puncak, hendaknya menjadi penguji coba (experimenter) yang suka melakukan hal hal dengan cara baru atau pengadaptasi awal (early adapter) yang dengan cepat mempelajari bagai mana cara menggunakan metodologi-metodologi baru.
- Orang. Daripada hanya memanfaatkan satu tim untuk melakukan seluruh aktivitas RAD menyadari adanya efiesiensi yang dapat dicapai melalui penggunaan tim-tim khusus.
- Metodologi. Metodologi dasar RAD adalah siklus hidup RAD
- Alat-Alat. Terutama terdiri atas bahasa-bahasa generasi keempat dan alat-alat rekayasa peranti lunak dengan bantuan komputer yang memfasilitasi prototyping dan penciptaan kode.
F.
Pengembangan Berfase
Pengembangan berfrase adalah suatu pendekatan bagi
pengembangan sistem informasi yang terdiri atas enam tahap Investigasi awal,
analisis, desain, konstruksi awal, konstruksi akhir, serta pengujian, dan
pemasangan sistem.
Tahap-Tahap Pengembangan Berfase
Enam tahap
pengembangan berfase yaitu:
·
Investigasi
awal.
Para pengembang, termasuk juga pengguna dan spesialis informasi malakukan
analisis usaha dengan tujuan untuk mempelajari tentang organisasi dengan maslah
sistemnya.
·
Analisis. Pengembang menganalisis
persyaratakan fungsional pengguna untuk masing-masing modul sistem dengan
menggunakan berbagai macam teknik pengumpulan informasi dan kemudian
mendokumentasikan temuannya dalm bentuk model proses, data dan objek.
·
Desain. Pengembang merancang komponen
antarmuka dengan sistem lain untuk setiap modul sistem yang baru dan
mendokumentasikan desain
·
Konstruksi
awal.
Pengguna membuat dan menguji peranti lunak dan data untuk setiap modul isitem
dan mendapatkan umpan balik dari pengguna.
·
Konstruksi
akhir.
Peranti lunak diintegrasikan untuk membentuk sistem yang lengkap yang diuji
bersama dengan datanya.
·
Pengujian dan
pengembangan system. Pengembangan merancang dan melaksanakan uji sistem tidak hanya mencakup
peranti lunak dan data melainkan juga sumber daya informasi lainnya-peranti
keras, fasilitas, personel dan prosedur.
G.
Desain Ulang Proses Bisnis
Proses pengerjaan ulang sistem disebut dengai istilah rekayasa
ulang atau disebut juga dengan istilah desain ulang proses bisnis (
business procces redesign – BPR ) BPR memengaruhi operasi TI perusahaan dalam
dua hal. Pertama, TI dapat menerapkan BPR untuk mendesign ulang sistem-sistem
informasi yang hidupnya tidak dapat dipertahankan lagi dengan pemeliharaan
biasa.
1.
Insiasi Strategis Proyek-Proyek BPR
BPR memiliki potensi pengaruh
dramatis pada perusahaan dan operasinya hingga proyek-proyek seperti dicetuskan
ditingkat manajemen strategis.
2.
Rekayasa Terbalik
Rekayasa terbalik adalah proses menganalisis sistem yang sudah ada untuk
mengidentifikasi unsur-unsur dan saling keterhubungan di antara unsur-unsur
tersebut sekaligus untuk membuat dokumentasi pada tingkat abstraksi yang lebih
tinggi dari pada yang telah ada pada saat ini.
3.
Rekayasa Ulang
Rekayasa ulang adalah merancang ulang sebuah sistem seluruhnya dengan
tujuan mengubah fungsionalitasnya. Akan tetapi, bukanlah pendekatan yang
“bersih”, karena pengetahuan dari sistem yang ada saat ini tidak sepenuhnya
diabaikan. Pengetahuan tersebut diperoleh pertama kali dengan melakukan
rekayasa ulang.
4.
Pemilihan Komponen-Komponen BPR
Komponen-komponen BPR dapat diterapkan secara terpisah atau
digabung, tergantung pada tingkat kemungkinan yang dicari. Kombinasi yang tepat
akan tergantung pada kondisi system yang ada saat ini jika dilihat dari segi
fungsionalitas dan sifat teknisnya.
H.
Menempatkan SLDC Tradisional,
Prototyping, RAD, Pengembangan Berfase dan BPR dalam Perspektif
SDLC tradisional, prototyping, RAD, dab BPR semuanya adalah metodologi.
Semuanya adalah cara-cara yang direkomendasikan dalam mengembangkan
sistem informasi. SDLC tradisional adalah suatu penerapan pendekatan sistem
terhadap masalah pengembangan sistem, dan meiliki seluruh unsur-unsur pendekatan
sistem dasar, diawali dari identifikasi masalah dan diakhiri dengan penggunaan
sistem.
I.
Alat-Alat Pengembangan Sistem
Pendekatan Sistem dan berbagai siklus hidup pengembangan sistem adalah
metodologi. Cara-cara yang direkomendasikan dalam memecahkan masalah-masalah
sistem. Metodologi sama seperti sebuah cetak biru yang digambar oleh arsitek
untuk membantu paara kontraktor, tukang kayu, tukang pipa, ahli listrik, dan
sejenisnya ketika mereka membangun sebuah rumah.
1.
Pendekatan yang Dipicu Oleh Data
Dipicu Oleh Proses
Selama tahun-tahun awal pengembangan system computer,
praktis hampir seluruh perhatian diberikan ke proses-proses yang akan
dikerjakan oleh computer, sebagai kebalikan dari data yang akan dipergunakan.
Munculnya system manajemen berbasis data tahun 1970an menarik perhatian akan
pentingnya desain data.
J.
Pemodelan Proses
Pemodelan proses pertama kali dilakukan dengan menggunakan diagram alur
(flowchart). Diagram ini mengilustrasikan aliran data melalui sistem dan
program. International Organization for Standardization (ISO) menciptakan
standar untuk bentuk-bentuk simbol flowchart, memastikan penggunaannya
diseluruh dunia. Akan tetapi popularitasnya berusia pendek, seiring dengan
diciptakannya alat-alat pemodelan yang lebih sederhana dan lebih efektif.
1.
Diagram Arus Data
Diagram arus data (data flow diagram-DFD)
adalah penyajian grafis dari sebuah sistem yang mempergunakan empat bentuk
simbol untuk mengilustrasikan bagaimana data mengalir melalui proses-proses
yang saling tersambung. Simbol-simbol tersebut mencerminkan (1) Unsur-unsur
lingkungan dengan mana sistem berinteraksi, (2) Proses, (3) Arus data, dan (4)
Penyimpanan data.
Unsur-unsur
Lingkungan. Unsur-unsur lingkungan berada di luar batas sistem.
Unsur-unsur ini memberikan input data kepada sistem dan menerima output data
dari sistem. Istilah terminator sering
digunakan untuk menyatakan unsur lingkungan karena menunjukkan titik dimana
lingkungan berakhir.
Proses. Proses adalah
sesuatu yang mengubah input menjadi output yang dapat digambarkan dengan sebuah
lingkaran, persegi panjang horizontal atau persegi panjang tegak bersudut
melingkar yang masing-masing simbol proses diidentifikasi dengan sebuah label.
Arus Data. Arus data
terdiri atas sekumpulan unsur-unsur data yang berhubungan secara logis. (mulai
dari satu unsur data tunggal hingga satu file atau lebih) yang bergerak dari
satu titik atau proses ke titik atau proses yang lain. Simbol panah digunakan
untuk menggambar arus ini dan dapat digambar dengan menggunakan garis lurus
maupun melingkar.
Penyimpanan
Data. Penyimpanan data adalah suatu gudang data. Bayangkanlah
penyimpanan data sebagai “data yang beristirahat.” Penyimpanan data dapat
ditunjukkan oleh sekumpulan garis-garis sejajar, sebuah kotak dengan ujung
terbuka atau oval.
Diagram Arus Data Bertingkat (Leveled
Data Flow Diagram).
Proses utama sistem ini disebut diagram nomor
0 (figure 0 diagram) yang akan menjelaskan bagaimana nama tersebut
diperoleh nanti. Tambahan DFD dapat digunakan untuk menghasilkan dokumentasi
dengan tingkay yang lebih ringkas dan lebih terinci.
Diagram Konteks (context diagram)
Diagram konteks menempatkan sistem dalam suatu konteks
lingkungan yang terdiri atas satu simbol proses tunggal yang melambangkan
keseluruhan sistem. Meskipun diagram konteks mendokumentasikan sebuah sistem pada tingkat yang tertinggi
biasanya akan lebih mudah untuk memulai dokumentasipada tingkat yang lebih
rendah, misalnya tingkat nomor 0.
Diagram Nomor N (figure n diagram)
Diagram nomor n mendokumentasikan satu proses dari sebuah
DFD dengan tingkat detail yang lebih besar. N melambangkan nomor proses pada
tingkat yang lebih tinggi dari yang sesuatu sedang didokumentasikan.
Berapa banyak detail yang harus ditampilkan
Terdapat dua aturan umum yang memandu para pengembang
dalam memutuskan berapa banyak tingkat DFD yang akan digunakan. Pertama ialah
membatasu satu DFD menjadi tidak lebih dari enam hingga delapan proses. Kedua
ialah menggunakan alat lain untuk mendokumentasikan tingkat detail yang paling
rendah, tetapi dengan menggunakan tidak lebih dari satu halaman.
2.
Kasus Penggunaan
Kasus penggunaan (ude case) adalah uraian naratif dalam bentuk kerangka dan
dialog yang terjadi antara sistem primer dengan sekunder.
Terdapat dua format kasus penggunaan salah satunya berbentuk naratif kontinu
dengan nomor yang berurutan untuk masing masing tindakan, sedangkan format yang
lain disebut format ping-pong karenaterdiri atas dua naratif dan penomoran yang
menunjukkan bagaimana tugas-tugas terjadi bergantian antar seistem primer dan
sekunder.
3.
Kapan Menggunakan Diagram Arus data
dan Kasus Penggunaan
Diagram arus data dan kasus penggunaan sering kali dibuat selama
tahap-tahap investigasi awal dan analisis dari metodologi pengembangan berfase.
DFD mengilustrasikan suatu tinjauan atas pemrosesan dan kasus penggunaan
memberikan detailnya. Biasanya dibutuhkan beberapa kasus penggunaan untuk
mendukung suatu diagram angka 0.
K.
Manajemen Proyek
Proyek-proyek
pengembangan sistem yang pertama di kelola oleh manajer unit TI, dengan dibantu
oleh manajer dari analisis sistem, pemograman, dan operasi. Melalui percobaan,
tanggung jawab manajemen secara bertahap telah mencapai tingkat manajemen yang
lebih tinggi yaitu, tingkat strategis dalam kebanyakan kasus.
1.
Steering Committee SIM
Ketika sebuah perusahaan membentuk satu
steering committee dengan tujuan untuk mengarahkan penggunaan sumber daya
komputasi perusahaan, maka nama steering committe SIM akan dipergunakan.
Steering committe SIM menjalakan tiga fungsi utama, yaitu:
·
Menciptakan
kebijakan yang memastikan dukungan komputer untukmencapai sasaran
strategis perusahaan.
·
Melakukan
pengendalian fiskal dengan bertidak sebagai yang berwenang
dalam memberikan persetujuan untuk seluruh permintaan akan pendanaan yang
berhubungan dengan komputer.
·
Menyelesaikan perselisihan yang terjadi sehubungan
dengan prioritas penggunaan komputer.
2.
Kepemimpinan Proyek
Aktifitas tim akan diarahkan oleh
seorang ketua tim atau pemimpin proyek yang memberikan arahan disepanjang masa
proyek. Berbeda dari steering committee SIM, tim proyek tidaklah bersifat
terus-menerus;biasanya akan dibubarkan ketika implementasi telah selesai
dilaksanakan.
3.
Mekanisme
Manajemen Puncak.
Dasar
dari manajemen proyek ialah rencana proye, yang dibuat selama tahap investigasi
awal ketika metodologi pengembangan berfase diikuti. Setelah tujuan proyek,
kendala dan ruang lingkupnya dapat didefenisikan, maka kita dapat
mengidentifikasi pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan. Rencana ini
pertama-tama dirancang dalam bentuk umum dan kemudian dibuat menjadi bentuk
spesifik. Satu format yang populer untuk rencana terinci ialah grafik grant
yang mengidentifikasikan pekerjaan-pekerjaan, siapa yang melaksanakannya dna
kapan dilaksanakan. Grafik Gantt (Gantt Chart) ialah sebuah grafik
batang horizontal yang mencantumkan satu grafik batang untuk setiap pekerjaan
yang dilaksanakan.
4.
Dukungan Web Bagi Manajemen Proyek
Selain system manajemen proyek berbasis peranti lunak
seperti Microsoft project dukungan juga dapat diperoleh dari internet. Sebagai
contoh Logic Software sebuah perusahaan yang berbasis di Toronto menawarkan
sebuah system manajemen proyek yang disebut Easy Project.net. perusahaan
tersebut juga menawarkan kursus manajemen proyek secara online sebagai bantuan
bagi perusahaan untuk meningkatkan pengetahuan manajemen proyek para karyawannya.
L.
Mengestimasi Biaya Proyek
Mengistemasi waktu dan uang yang dibutuhkan untuk
mengembangkan sebuah sistem telah lama menjadi satu tugas yang menantang. Akan
tetapi, lambat laun telah diciptakan banyak metode yang dapat digunakan untuk
mengestimasi biaya dan jadwal proyek.
1.
Input Pengestimasian Biaya
Sebuah
work breakdown structure (WBS) mengidentifikasikan aktivitas - aktivitas proyek
yang akan membutuhkan sumber daya. Contoh WBS adalah grafik Gantt dan diagram
jaringan.Kebutuhan sumber daya (resource requirement) mencantumkan sumber daya
tertentu yang akan dibutuhkan dan berapa jumlahnya.
2.
Alat-Alat Estimasi Biaya
Estimasi analogis (analogous estimating) menggunakan biaya aktual
proyek-proyek serupa yang telah dilakukan dimasa lalu senagai dasar untuk
memproyeksikan biaya dari proyek yang sedang dipertimbangkan. Teknik ini
digunakan ketika hanya terdapat sedikit informasi lain yang tersedia. Teknik
ini lebih murah dari pada teknik-teknik yang lain, tetapi pada umumnya kurang
akurat.
3.
Output Pengestimasian Biaya
Estimasi
biaya dibuat untuk seluruh sumber daya yang dibebankan ke proyek dan biasanya
dinyatakan dalam unit - unit keuangan yang berlaku, seperti Dolar atau Euro.
Estimasi seperti ini dapat disempurnakan kembali selama proyek berlangsung
untuk mencerminkan tambahan informasi seiring dengan semakin jelasnya proyek
tersebut.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Pendekatan sistem adalah pendekatan
terpadu yang memandang suatu objek atau masalah yang kompleks dan bersifat
interdisiplin sebagai bagian dari suatu sistem. Pendekatan sistem mencoba
menggali elemen-elemen terpenting yang memiliki kontribusi signifikan terhadap
tujuan. Pendekatan sistem dapat dihubungkan dengan analisis kondisi fisikal,
dapat dihubungkan dengan analisis biotis, dan dapat dihubungkan dengan analisis
gejala sosial. Pendekatan sistem terdiri dari tiga fase upaya yakni
persiapan, defenisi dan solusi.
Siklus hidup
pengembangan sistem dapat didefinisikan sebagai serangkaian aktivitas yang
dilaksanakan oleh professional dan pemakai sistem informasi untuk mengembangkan
dan mengimplementasikan sistem informasi. Sejumlah metodologi SDLC telah mengalami evolusi dengan siklus
tradisional, Prototyping, RAD, dan pengembangan berfase.
Ketika sistem dikembangkan, proses,data dan objek akan dibuat modelnya.
Alat pemodelan yang populer ialah pembuatan diagran arus data yang menggunakan
simbol-simbol dan unsur lingkungan yang dihubungkan oleh panah untuk
menunjukkan arus data. Sebelum manajemen memberikan kata setuju untuk memulai
suatu proyek sistem, manajer biasanya meminta agar biaya proyek diestimasi.
DAFTAR PUSTAKA
Reymond,
MC Leod. 2009. Sistem Informasi Manajemen. Salemba Empat
http://rezkyimmanuel.blogspot.com/2011/11/pendekatan-sistem-dalam-memecahkan.html
makasih atas infonnya
BalasHapusI really appreciate the kind of topics you post here. Thanks for sharing us a great information that is actually helpful. Good day!Jeep LED HeadlightsWranler HeadlightsJeep RGB HeadlightsJeep HeadlightsJL HeadlightsJeep Fog LightsRGB Fog LightsTail LightsJL Tail Lights
BalasHapusShop inner fenders liners for Jeep Wrangler JK Now! FREE SHIPPING! Add a neat appearance to your truck, Perfect protection against scuffs, dirt and debris, Keep your cabin clean. https://autowikius.com/products/jeep-wrangler-jl-2-4-doors-rear-inner-fenders-liners-2pc
BalasHapus