BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Dewasa ini,
penggunaan komputer bukanlah hal baru. Hampir semua perusahaan bahkan di setiap
rumah terdapat perangkat komputer. Komputer ini tidak hanya digunakan untuk
mengerjakan tugas kantor ataupun tugas sekolah. Banyak hal dapat dilakukan
dengan komputer mulai dari kepentingan umum sampai kepentingan pribadi yang
sifatnya rahasia. Oleh karena itu perlindungan terhadap akses masuk untuk suatu
komputer diperlukan. Untuk menjaga itu semua diperlukanlah sebuah aturan atau undang-undang
yang mengatur mengenai itu. Banyak Negara maju telah mempunyai undang-undang
khusus mengenai komputer. Hal yang dapat ditimbulkan bukan hanya masalah akses
data pribadi secara bebas tapi juga menyangkut kejahatan komputer dan juga hak
paten peranti lunak.
Pada dasarnya
masyarakat memiliki empat hak dasar yang berkenaan dengan penggunaan komputer
yaitu, pribadi, akurasi, properly, dan akses. Kesemua itu tentunya harus
didukung dengan sikap kita yang bijaksana. Setiap perilaku kita diarahkan oleh
moral, etika, dan hukum. Maka dari itu, penggunaan komputer pun ada moral,
etika, dan hukumnya.
Dibawah ini
adalah Berbagai macam moral/akhlak, hukum dan Etika pada saat pemakaian
Tekhnologi Informasi diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Melakukan semua
kegiatan tanpa kecurangan. Hal ini mencakup pencurian atau penyalahgunaan uang, peralatan,
pasokan, dokumentasi, program komputer, atau waktu komputer.
2. Menghindari
segala tindakan yang mengkompromikan integritas mereka. Misalnya pemalsuan
catatan dan dokumen, modifikasi program dan file produksi tanpa ijin, bersaing
bisnis dengan organisasi, atau terlibat dalam perilaku yang mungkin
mempengaruhi perusahaan atau reputasinya. Para karyawan tidak boleh menerima
hadiah dari pemasok, agen dan pihak-pihak seperti itu.
3. Menghindari
segala tindakan yang mungkin menciptakan situasi berbahaya. Termasuk membawa
senjata tersembunyi di tempat kerja, mencederai orang lain atau mengabaikan
standar keselamatan dan keamanan.
4. Tidak
menggunakan alkhohol atau obat terlarang saat bekerja dan tidak bekerja di
bawah pengaruh alkhohol atau obat terlarang atau kondisi lain yang tidak bugar
untuk bekerja.
B.
RUMUSAN
MASALAH
Adapun rumusan masalah dari makalah
ini,antara lain:
1.
Apa implikasi dari moral, etika serta
hukum dalam teknologi informasi?
2.
Bagaimana proses pelaksanaan audit
informasi ?
3.
Bagaimana penerapan etika dalam
teknologi informasi?
4.
Sebutkan implikasi dalam teknologi
informasi?
C.
TUJUAN
PENULISAN
Beranjak dari rumusan masalah di
atas,adapun tujuan dari makalah ini antara lain:
1.
Untuk mengetahui implikasi dari
moral,etika,serta hukum dalam teknologi informasi
2.
Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan audit informasi
3.
Mengetahui penerapan etika dalam teknologi informasi
4.
Mengetahui implikasi penerapan dalam teknologi
informasi
BAB II
PEMBAHASAN
A.
CAKUPAN PERSPEKTIF VERSUS CAKUPAN DESKRIPTIF
Cakupan perspektif untuk
MIS menentukan bagaimana MIS sebaiknya dikembangkan dan digunakan di dalam
suatu perusahaan. Jelas ini merupakan pendekatan yang lebih baik untuk
menampilkan materi kepada mahasiswa yang memasuki dunia bisnis dibandingkan
dengan memberikan cakupan deskriptif yang menjelaskan bagaimana hal-hal yang
sedang dilaksanakan.
B.
MORAL, ETIKA
DAN HUKUM
Dalam kehidupan sehari-hari, kita diarahkan oleh
banyak pengaruh. Sebagai warga Negara yang memiliki tanggug jawab sosial, kita
ingin melakukan hal yang secara moral benar, berlaku etis, dan mematuhi hukum.
Moral
Moral adalah tradisi kepercayaan mengenai perilaku
yang benar dan salah. Moral adalah institusi sosial dengan sejarah dan
seperangkat aturan. Kita mulai belajar mengenai perilaku moral semenjak kecil:
“Perilaku orang lain sebagaimana layaknya kita ingin diperlakukan.” “Selalu
ucapkan terima kasih,” Saat kita tumbuh dewasa secara fisik dan mental, kita
belajar mengenai peraturan-peraturan yang diharapkan masyarakat untuk kita
ikuti. Aturan perilaku ini adalah moral kita.
Meskipun masyarakat di sekeliling dunia tidak semuanya
mengikuti seperangkat moral yang sama, terdapat kesamaan di antara semuanya.
“Melakukan apa yang secara moral benar,” adalah landasan dasar perilaku sosial
kita.
Etika
Perilaku kita juga diarahkan oleh etika. Kata etika
berasal dari bahasa Yunani ethos, yang berarti “karakter”. Etika (ethics)
adalah sekumpulan kepercayaan, standar, atau teladan yang mengarahkan, yang
merasuk ke dalam seorang atau masyarakat. Semua individu bertanggung jawab
terhadap komunitas mereka atas perilaku mereka, Komunitas dapat berarti rukun
tetangga, kota, Negara, atau profesi.
Tidak seperti moral, etika bisa jadi amat bervariasi
dari satu komunitas dengan yang lain. Keberagaman di bidang computer ini
terlihat dalam bentuk peranti lunak bajakan (pirated software) peranti
lunak yang diduplikasi secara illegal dan kemudian digunakan atau dijual. Di
beberapa Negara praktik ini lebih menyebar disbandingkan yang lain. Pada tahun
2004, diperkirakan sekitar 21 persen peranti lunak yang digunakan di Amerika
Serikat telah dibajak; angka ini melonjak menjadi 32 persen di Australia dan 90
persen di Cina.
Beberapa orang mungkin berkata bahwa angka-angka ini
menunjukkan bahwa para pengguna computer di Cina tidak seetis pengguna computer
di Amerika Serikat. Namun sebenarnya tidak selalu demikian. Beberapa budaya, khususnya
budaya di Negara-negara Asia, mendorong orang-orang untuk saling berbagi. Dalam
peribahasa Cina “Orang yang berbagi harus dihargai, sedangkan yang tidak harus
dihukum.” Meskipun demikian,pembajakan peranti lunak adalah suatu masalah,
karena tidak terdapat insentif untuk merancang dan mendistribusikan peranti
lunak baru kecuali jika para penggunanya menyadari nilai ekonomisnya.
Hukum
Hukum (law) adalah peraturan perilaku formal
yang diterapkan oleh otoritas yang berwenang, seperti pemerintah, terhadap
subjek atau warga negaranya. Selama sekitar 10 tahun pertama penggunaan
computer dibidang bisnis dan pemerintahan, tidak terdapat hukum yang berkaitan
dengan penggunaan computer. Hal ini dikarenakan pada saat itu computer
merupakan inovasi baru, dan system hokum membutuhkan waktu untuk mengejarnya.
Pada tahun 1966, kasus kejahatan computer pertama
menjadi berita ketika seorang programmer untuk sebuah bank mengubah suatu
program computer sehingga program tersebut tidak akan menandai rekeningnya
ketika terlalu banyak uang ditarik. Ia dapat terus menulis cek meskipun tidak
ada uang di dalam rekeningnya. Tipuan ini bekerja hingga computer tersebut
rusak, dan pemrosesan manual mengungkapkan rekening dengan saldo yang sudah
negatih dan tidak ditandai tersebut. Programmer tersebut tidak dituntut atas
kejahatan computer, karena pada saat itu tidak ada hokum mengenai kejahatan
tersebut. Sebaliknya, ia dituntut atas tuduhan membuat entri palsu pada catatan
bank.
C.
MELETAKKAN MORAL, ETIKA DAN HUKUM PADA TEMPATNYA
Penggunaan computer di dunia bisnis diarahkan oleh
nilai moral dan etis manajer, spesialis informasi, dan pengguna, serta hokum
yang berlaku. Hukum adalah yang termudah untuk diinterpretasikan karena
bersifat tertulis. Tetapi etika tidak terdefinisi demikian tepat, dan mungkin
bahkan tidak disetujui oleh semua anggota masyarakat. Wilayah etika computer
yang kompleks inilah yang saat ini sangat banyak diperhatikan.
D.
KEBUTUHAN AKAN BUDAYA ETIKA
Opini yang dipegang secara luas di dunia bisnis adalah
bahwa bisnis merefleksikan kepribadian dari pemimpinnya. Sebagai contoh,
pengaruh James Cash Penney pada JCPenney Colonel John Patterson di National
Cash Register, atau Thomas J. Watson, Sr. di IBM menentukan kepribadian dari
perusahaan-perusahaan tersebut. Di masa kini CEO perusahaab seperti FedEX,
Southwest Airlines, dan Microsoft memiliki pengaruh yang penting pada
organisasinya sehingga masyarakat cenderung memandang perusahaan tersebut
seperti CEO-nya.
Keterkaitan antara CEO dengan perusahaannya merupakan
dasar untuk budaya etika. Jika perusahaan dituntut untuk berlaku etis, maka
manajemen tingkat tinggi harus bersikap etis dalam segala sesuatu yang
dilakukan dan dikatakannya. Manajemen tingkat atas harus memimpin melalui
contoh. Perilaku ini disebut dengan budaya etika (ethics culture).
Bagaimana Budaya Etika Diterapkan
Tugas dari manajeman tingkat atas adalah untuk
meyakinkan bahwa konsep etikanya merasuk ke seluruh organisasi, dan turun ke
jajaran bawah sehingga menyentuh setiap karyawan. Para eksekutif dapat mencari
implementasi ini melalui tiga tingkat, dalam bentuk kredo perusahaan, program
etika, dank ode perusahaan yang telah disesuaikan.
Kredo Perusahaan (Corporate credo) adalah pernyataan singkat mengenai nilai-nilai yang
ingin dijunjung perusahaan. Tujuan kredo
tersebut adalah untuk memberitahu individu dan organisasi, baik didalam maupun
diluar perusahaan, akan nilai-nilai etis yang dianut perusahaan tersebut.
Program Etika (ethics program) adalah upaya yang terdiri atas berbagai aktivitas yang
di desain untuk memberikan petunjuk kepada para karyawan untuk menjalankan
kredo perusahaan. Aktivitas yang biasa dilakukan adalah sesi orientasi yang
diadakan untuk para karyawan baru. Selama sesi ini perhatian cukup besar
ditujukan untuk masalah etika.
Kode Perusahaan Yang Disesuaikan. Banyak perusahaan merancang sendiri kode etik
perusahaan mereka. Terkadang kode-kode etik ini merupakan adaptasi dari kode
untuk industry atau profesi tertentu. Di bab yang akan datang akan dipelajari
kode etik untuk profesi system informasi.
Meletakkan Kredo, Program, dan Kode pada Tempatnya
Kredo perusahaan memberikan dasar untuk pelaksanaan
program etika perusahaan. Kode etik tersebut menggambarkan perilaku-perilaku
tertentu yang diharapkan dilaksanakan oleh para karyawan perusahaan dalam
berinteraksi antara satu dengan lain dan dengan elemen-elemen lingkungan
perusahaan.
E.
ALASAN DI BALIK ETIKA KOMPUTER
James H.Moor
mendefinisikan etika komputer sebagai analisis sifat dan dampak sosial
teknologi komputer serta perumusan dan justivikasi dari kebijakan-kebijakan
yang terkait untuk penggunaan teknologi tersebut secara etis. Dengan
demikian,etika komputer terdiri atas dua aktifitas utama. Orang diprusahaan
yang merupakan pilihan yang logis untuk menerapkan program etika ini adalah
CIO.
Seorang CIO harus :
ü Menyadari
dampak penggunaan komputer terhadap masyarakat dan
ü Merumuskan
kebijakan yang menjaga agar teknologi tersebut digunakan diseluruh perusahaan
secara etis.
Satu hal amatlah
penting : CIO tidak menanggung tanggung jawab manajerial untuk penggunaan
komputer secara etis sendiri. Eksekutif-eksekutif lain juga harus memberikan
kontribusi. Keterlibatan di seluruh perusahaan ini merupakan kebutuhan absolute
dalam era komputasi pengguna akhir masa kini, dimana para manajer di semua
wilayah bertanggung jawab untuk menggunakan computer di wilayah merekan secara
etis. Selain para manajer, seluruh karyawan bertanggung jawab untuk tindakan
mereka yang berkaitan dengan computer.
Alasan Pentingnya Etika Komputer
James Moor
mengidentifikasi tiga alasan utama dibalik minat masyarakat yang tingi akan
etika komputer: kelenturan secara logis,faktor tranformasi,dan faktor ketidak
tampakan.
ü Kelenturan secara logis Moor
mengartikannya sebagai kemampuan untuk memprogram komputer untuk melakukan
hampir apa saja yang ingin kita lakukan.
ü Faktor tranformasi
alasan atas etika komputer ini didasarkan pada fakta bahwa komputer dapat
mengubah cara kita mengerjakan sesuatu dengan draktis. Salah satu contoh yang
baik adalah e-mail.
ü Faktor ketidaktampakan
: alasan ketidak untuk minat masyarakat atas etika komputer adalah karena
masyarakat memandang komputer sebagai kotak hitam. Ketidak tampakan operasi
internal ini memberikan kesempatan terjadinya nilai-nilai pemrograman yang
tidak tampak ,dan menyalah gunakan yang tidak tampak :
·
Nilai pemrograman yang tidak tampak
adalah perintah rutin yang dikodekan program kedalam program yang menghasilkan
proses yang diinginkan si pengguna.
·
Perhitungan rumit yang tidak tampak
berbentuk program yang sangat rumit sehingga penguna tidak dapat memahaminya.
·
Penyalahgunaan yang tidak tampak
mencangkup tindakan yang disengaja yang melintasi batasan hukum maupun etis.
Semua tindakan kejahatan computer berada pada kategori ini, misalnya tindakan
tak etis seperti pelanggaran hak individu akan privasi.
Hak Sosial dan Komputer
Masyarakat tidak hanya
mengharapkan dan dunia usaha untuk menggunakan komputer secara etis, namun juga
menuntut beberapa hak yang berhubungan dengan komputer. Klasifikasi hak-hak
manusia dalam wujud komputer yang paling banyak dipublikasikan adalah PAPA
rancangan Richard O. Mason. Mason menciptakan akronim PAPA untuk
mempersentasikan empat hak dasar masyarakat sehubungan dengan informasi :
ü Peivasi
ü Akurasi
ü Kepemilikan
ü Aseksibilitas
Hak Privasi
Hakim Mahkamah Agung
Amerika Serikat, Louis Brandeis dikenal karena memperkenalkan “ hak agar
dibiarkan sendiri”. Mason merasa bahwa hak ini terancam oleh dua hal, yaitu:
ü Meningkatkan
kemampuan komputer untuk digunakan dalam kegiatan mata-mata.
ü Meningkatkan
nilai informasi dalam proses pengambilan keputusan.
Hak untuk Mendapatkan Keakuratan
Komputer memungkinkan
tingkat keakuratan yang tidak dapat dicapai dengan sistem nonkomputer. Potensi
ini memang tersedia, namun tidak selalu didapatkan. Beberapa sistem berbasis
komputer berisikan lebih banyak kesalahan daripada yang diberikan sistem
manual.
Hak Kepemilikan
Di sini yang dibahas adalah hak
kepemilikan intelektual, biasanya dalam bentuk program komputer. Vendor peranti
lunak dapat menghindari pencurian hak kepemilikan intelektual melalui
undang-undang hak cipta, hak paten, dan persetujuan lisensi. Hingga tahun
1980-an, peranti lunak tidak dilindungi oleh hak cipta atau hukum paten.
Hak Mendapatkan Akses
Sebelum diperkenalkanya basis data yang
terkomputerisasi, kebanyakan informasi tersedia untuk masyarakat umum dalam
bentuk dokumen cetak atau gambar mikroformat yang disimpan di perpustakaan.
F.
AUDIT INFORMASI
Saat menyusun etika penggunaan computer, satu kelompok
dapat memegang peranan yang amat penting. Mereka adalah para auditor internal.
Perusahaan dengan semua ukuran mengandalkan auditor eksternal (ekternal
auditor) dari luar organisasi untuk memverifikasi keakuratan catatan
akuntansi. Perusahaan-perusahaan yang lebih besar memiliki staf tersendiri yang
berfungsi sebagai auditor internal (internal auditor), yang melaksanakan
analisis yang sama seperti auditor eksternal namun memiliki tanggung jawab yang
lebih luas. Beberapa auditor eksternal juga melaksanakan beberapa jenis audit
internal dan mengawasi pekerjaan para auditor internal, namun setelah peristiwa
Enron praktik ini tidak berlanjut. Praktik ini merupakan salah satu kegagalan
Arthur Andersen dengan Enron. Badan Pengawas Pasar Modal (Securities and
Echange Comission) telah menerapkan pembatasan-pembatasan pada jumlah audit
internal yang dapat dilakukan oleh auditor eksternal. Hal ini juga merupakan
salah satu kegagalan Arthur Andersen dengan Emerson.
Gambar dibawah menunjukkan salah satu cara popular
yang menempatkan audit internal di dalam organisasi. Dewan direktur mencakup
komite audit (audit committee), yang mendefinisikan tanggung jawab dari
departemen audit internal dan menerima sebagian besar laporan audit. Direktur
audit internal (director of internal audit) mengelola departemen audit
internal dan biasanya melapor ke CEO atau direktur keuangan (chief financial
officer-CFO).
Posisi tingkat tinggi audit internal di dalam
organisasi menjaga agar posisi ini dihormati sebagai aktivitas yang penting dan
mendapatkan kerja sama dari para manajer di semua tingkat.
Pentingnya Objektivitas
Hal unik yang ditawarkan oleh auditor internal adalah
objektivitas. Mereka beroperasi secara independen terhadap unit-unit bisnis
perusahaan dan tidak memiliki hubungan dengan individu atau kelompok lain di
dalam perusahaan. Keterlibatan mereka satu-satunya adalah dengan dewan
komisaris, CEO, dan CFO.
Agar para Auditor dapat menjaga objektivitas, mereka
harus menyatakan bahwa mereka tidak menginginkan tanggung jawab operasional
system yang mereka bantukembangkan. Mereka hanya bekerja dengan kapasitas
sebagai penasihat. Mereka membuat rekomendasi untuk manajemen, dan manajemen
memutuskan apakah mereka akan menerapkan rekomendasi-rekomendasi tersebut.
Jenis Aktivitas Audit
Terdapat empat jenis dasar aktivitas audit internal:
financial, operasional, beriringan, dan desain system pengendalian internal.
Ø Audit Financial (financial audit) memverifikasi catatan-catatan perusahaan dan merupakan
jenis aktivitas yang dilaksanakan auditor eksternal. Pada beberapa tugas,
auditor internal bekerja sama dengan auditor eksternal. Pada tugas lain,
auditor internal merupakan seluruh pekerjaan audit sendiri.
Ø Audit operasional (operational audit) tidak dilaksanakan untuk memverifikasi keakuratan
catatan, melainkan untuk memvalidasi efektivitas prosedur. Audit jenis ini
merupakan jenis pekerjaan yang dilakukan oleh analisis system pada tahap
analisis dari masa siklus perancangan system. Sistem yang dipelajari hampir
selalu berbentuk virtual dan bukan fisik, namun tidak selalu melibatkan
computer.
Ketika para auditor internal melaksanakan audit
opersional, mereka mencari tiga fitur system dasar:
·
Kecukupan pengendalian.
·
Efisiensi.
·
Kepatuhan dengan kebijakan perusahaan.
Ketika
para spesialis informasi merancang system, mereka mencari fitur-fitur yang sama
ini.
·
Audit berkelanjutan
·
Desain system pengendalian internal.
Subsistem
Audit Internal
Dalam system informasi financial, subsistem audit
internal merupakan salah satu subsistem input. Melibatkan auditor internal
dalam tim perancangan system merupakan suatu langkah yang baik untuk
mendapatkan system informasi yang terkendali dengan baik, dan system tersebut
merupakan langkah yang baik untuk memberikan yang mereka perlukan kepada
manajemen informasi guna mencapai dan mengelola operasional bisnis yang
beretika.
G.
MENERAPKAN ETIKA DALAM TEKNOLOGI INFORMASI
Bantuan dalam bentuk kode etik dan program edukasi
etika yang dapat memberikan fondasi untuk budaya tersebut. Program edukasi
dapat membantu menyusun kredo perusahaan dan meletakkan program etika pada
tempatnya. Kode etik dapat digunakan seperti apa adanya atau disesuaikan dengan
perusahaan tersebut.
Kode Etik
Association for Computing Machinery (ACM) yang
didirikan pada tahun 1947, adalah sebuah organisasi komputer professional
tertua di dunia. ACM telah menyusun kode etik dan perilaku professional
(Code of Ethics and Professional Practice) yang diharapkan diikuti oleh
80.000 anggotanya. Selain itu, Kode Etik dan Praktik Profesional Rekayasa
Peranti Lunak (Software Engineering Code of Ethics and Professional Parctice) dinuat
dengan tujuan agar bertindak sebagai panduan untuk mengajarkan dan
mempraktikkan rekayasa peranti lunak, yaitu penggunaan prinsip-prinsip
perancangan dalam pengembangan peranti lunak.
Kode Etik dan Perilaku Profesional ACM. Bentuk kode etik ACM yang ada saat ini diadopsi pada
tahun 1992 dan berisikan “keharusan”, yang merupakan pernyataan tanggung jawab
pribadi. Kode ini dibagi lagi menjadi empat bagian. Masing-masing keharusan
ditulis dengan sebuah narasi singkat.
1. Keharusan Moral Umum. Keharusan ini berkenaan dengan perilaku moral (member
kontribusi kepada masyarakat; menghindari bahaya; berlaku jujur, dapat
dipercaya, dan adil) dan isu-isu yang pada saat ini mendapatkan perhatian hokum
(hak milik, hak cipta, privasi, dan kerahasiaan).
2. Tanggung Jawab Profesional yang Lebih Spesifik. Hal ini berkenaan dengan dimensi-dimensi kinerja
professional. Isu moral seperti berlaku jujur dalam melakukan evaluasi dan
menghargai komitmen dibahas disini. Isu hokum dan tanggung jawab sosial untuk
berkontribusi terhadap pemahaman umum mengenai computer juga dibahas.
3. Keharusan Kepemimpinan Organisasi. Sebagai pemimpin, anggota ACM memiliki tanggung jawab
untuk mendukung penggunaan sah sumber daya computer, menstimulasi orang lain di
organisasi untuk memenuhi tanggung jawab sosial, memungkinkan pihak lain di
dalam organisasi mendapatkan manfaat dari computer, serta melindungi
kepentingan para pengguna.
4. Kepatuhan terhadap Kode Etik. Di sini, anggota ACM harus mengindikasi dukungan untuk
kode etik.
Kode ACM membahas lima dimensi utama pekerjaan yang
berkaitan dengan computer - moral, hukum, kinerja professional, tanggung jawab
sosial, dan dukungan internal. Tabel 10.1 mengilustrasikan bagaimana lima
wilayah ini dibahas oleh tiga bagian utama. Meskipun kode ACM ditujukan untuk
pengarahan para anggota ACM, kode ini memberikan panduan yang baik untuk semua
professional computer.
Topik yang Tercakup dalam Kode Etik dan Perilaku
Profesional ACM
Kode Etik dan Praktik Profesional Rekayasa Peranti
Lunak
Kode etik ini mencatat pengaruh penting yang dapat
diterapkan para ahli peranti lunak pada system informasi dan terdiri atas
ekspektasi di delapan hal penting:
1. Masyarakat
2. Kien dan atasan
3. Produk
4. Penilaian
5. Manajemen
6. Profesi
7. Kolega
8. Diri Sendiri
Lima dari hal diatas berkaitan dengan tanggung jawab
dimana ahli tersebut menjadi bagian (Masyarakat, Klien dan Atasan, Manajemen,
Profesi dan Kolega). Dua hal (Produk dan Penilaian) berkaitan dengan kinerja
professional, dan satu hal (Diri sendiri) mengacu pada peningkatan diri
sendiri.
Pendidikan
Etika Komputer
Program edukasi formal dalam etika computer tersedia
dari beragam sumber – mata kuliah di perguruan tinggi, program professional,
dan program edukasi swasta.
Ø Mata Kuliah di Perguruan Tinggi. Di awal pendiriannya, ACM merancang suatu model
kurikulum computer yang menentukan berbagai mata kuliah computer yang harus
ditawarkan institusi pendidikan.
Ø Program Profesional. Asosiasi Manajemen Amerika (American Management
Association) menawarkan program khusus yang membahas masalah-masalah
penting saat ini, seperti etika.
Ø Program Edukasi Swasta. LRN*, Leagal Knowledge Company, menawarkan modul mata
kuliah berbasis Web yang membahas berbagai permasalahan hukum dan etika.
Mata kuliah perguruan tinggi memungkinkan para
mahasiswa untuk bersiap-siap mengatasi permasalahan etika ketika mereka
memasuki industry, dan program professional dan swasta memungkinkan manajer dan
karyawan di setiap tingkatan untuk menjaga kesadaran beretika serta komitmen
mereka seiring dengan perubahan tuntutan sosial.
H.
ETIKA DAN CIO
Kebutuhan untuk mengembalikan integritas ke dalam
dunia bisnis Amerika tidak pernah menjadi lebih besar. Sejak tahun 2002, para
CEO dan CFO diharuskan oleh hukum untuk mendatangani keakuratan laporan
keuangan mereka. Persyaratan ini meletakkan tanggung jawab di bahu para
eksekutih serta unit pelayanan informasi yang berkenaan dengan bisnis untuk
memberikan informasi financial yang dibutuhkan kepada para eksekutif.
Pelayanan informasi hanyalah merupakan satu unit di
dalam struktur organisasi, namu berada pada posisi kunci yang memiliki pengaruh
terbesar dalam memenuhi tuntutan pemerintah maupun masyarakat akan pelaporan
keuangan yang akurat. Terlebih lagi, sebagai seorang esekutif yang memiliki
tanggung jawab terhadap informasi penuh waktu, CIO merupakan orang yang tepat
untuk memimpin upaya-upaya untuk memenuhi tujuan pelaporan ini. CIO dapat
memenuhi ekspektasi pelaporan keuangan dengan cara mengikuti program yang
mencakup hal-hal berikut:
·
Mencapai tingkat
pemahaman yang lebih baik akan pemahaman prinsip-prinsip akuntansi.
·
Mempelajari
system informasi yang menyelesaikan laporan keuangan dan mengambil tindakan
perbaikan.
·
Mendidik
eksekutif perusahaan mengenai system-sistem keuangan.
·
Mengintegrasikan
ke dalam system informasi alarm yang memperingatkan eksekutif terhadap
aktivitas yang membutuhkan perhatian.
·
Secara aktif
berpartisipasi di dalam memberikan informasi keuangan kepada elemen lingkungan.
·
Mengendalikan
dengan ketat keuangan yang dihabiskan untuk sumber daya informasi.
I.
PENGARUH SARBANES-OXLEY
SOX terdiri dari 10
pasal utama, 2 diantaranya secara langsung mempengaruhi unit pelayanan
informasi perusahaan:
ü CEO
dan CFO harus menandatangani laporan keuangan.
ü Perusahaan-perusahaan
Amerika Serikat disyaratkan untuk memiliki unit audit internal.
SOX 404
Ketetapan SOX yang
memberikan dampak terbesar pada TI adalah bagian 404, yang membahas tentang
penilaian manajemen mengenai pengendalian keuangan. Bagian ini mensyaratkan
bahwa harus terdapat suatu bentuk pengendalian internal terhadap pelaporan
keuangan.
Agar memenuhi
persyaratan pengendalian yang diwajibkan oleh SOX, seorang CIO harus menjaga
agar pengendalian seperti ini berbeda di dalam sistem selama proses perencanaan
sistem. Aktivitas perencanaan harus mencakup:
ü Identifikasi
sistem yang memainkan peranan dalam pelaporan keuangan
ü Identifikasi
resiko yang dihadapi sistem ini
ü Mendesain
pengendalian yang mengatasi resiko ini
ü Mendokumentasikan
dan menguji pengendalian tersebut
ü Memonitor
efektifitas pengendalian seiring waktu
ü Memperbaharui
pengendalian sebagaimana Dibutuhkan
CIO
harus memastikan agar CEO, CFO, dan para eksekutif lain memahami pengendalian
tersebut dan memberitahu mereka mengenai perkembangan pengendalian melalui
penggunaan mekanisme pelaporan komite pengawas MIS.
SOX 409
Ketetapan SOX lain yang mempengaruhi
pelayanan informasi adalah 409, yang membahas mengenai pengungkapan secara real
time. Ini berarti bahwa perusahaan tersebut harus mampu melaporkan perubahan
mengenai kondisi keuangannya secara real
time – atau pada saat perubahan berlangsung.
SOX dan COBIT
CUBIT disebut sebagai organisasi
industri yang dapat memberikan standar keamana untuk sumber daya informasi
perusahaan. Organisasi yang sama dapat memberikan bantuan kepada perusahaan
untuk menangani tanggung jawab SOX. Standar COBIT amat selaras dengan ekspetasi
SOX. Karena COBIT memiliki lebih dari 47.000 anggota diseluruh dunia, standar
pelaporan keuangan dapat memberikan dampak global.
Meletakan Serbanas-Oxyley pada
Tempatnya
Di awal bab ini, telah dikatakan bahwa
pendekatan preskriptif diambil untuk menggambarkan SIM-hal ini digambarkan
sebagaimana seharusnya SIM harus dipraktikan. Serbanas-Oxley merupakan salah
satu argumen yang baik untuk pendekatan seperti ini. Perusahaan dan CIO yang
menerapkan MIS sebagaimana yang digambarkan seharusnya tidak menghadapi
kesulitan untuk memenuhi persyaratan SOX. Dengan kata lain, SOX mengharapkan
eksekutif, sistem keuangan, dan Ti untuk bekerja sebagaimana mereka seharusnya bekerja-yaitu secara etis.
BAB III
KESIMPULAN
Dalam kehidupan sehari-hari,
kita diarahkan oleh banyak pengaruh. Sebagai warga Negara yang memiliki tanggug
jawab sosial, kita ingin melakukan hal yang secara moral benar, berlaku etis,
dan mematuhi hukum. Sama halnya seperti pelaksanaan teknologi informasi
walaupun berkecimpung di dunia maya namaun perlu mengetahui regulasi yang ada. Oleh karena itu
perlindungan terhadap akses masuk untuk suatu komputer diperlukan. Untuk menjaga
itu semua diperlukanlah sebuah aturan atau undang-undang yang mengatur mengenai
itu. Banyak Negara maju telah mempunyai undang-undang khusus mengenai komputer.
Hal yang dapat ditimbulkan bukan hanya masalah akses data pribadi secara bebas
tapi juga menyangkut kejahatan komputer dan juga hak paten peranti lunak.intinya hal yang perlu diketahui yaitu Moral,dimana Moral adalah
keyakinan dan penilaian secara tradisi tentang baik atau buruknya hal yang
dilakukan. Moral juga merupakan institusi social yang memiliki sejarah dan
aturan-aturan tertentu. Kita mulai mempelajari aturan-aturan moral sejak masa
anak-anak, kita dapatkan itu mulai dari orang tua, lingkungan keluarga,
lingkungan rumah, ataupun lingkungan sekolah dan masyarakat.dengan
terciptanya moral manusia yang bagus akan memperlancar proses kehidupan
yang aman dan sejahtera.dengan demikian tidak terjadi pelanggaran dalam hal
apapun seperti contoh teknologi informasi di atas
DAFTAR
PUSTAKA
Mc.
Leod. Raymond.2008.Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat